Contents
KLAKLIK
Drama
Air Mata Cinta Renjani (Sinopsis)
Renjani Ayu Puspita Dewi, harus berjuang menghidupi keluarganya. Semua kebutuhan sehari-hari sampai dengan biaya sekolah ketiga adiknya harus ia penuhi. Bisa dikatakan, Renjani adalah tulang punggung keluarga. Lantas, bagaimana dengan sosok ayah yang seharusnya mencari nafkah? Renjani tidak bisa menjawab pertanyaan tersebut karena merasa harus melindungi nama baik keluarganya. Bagaimana tidak? Ayahnya adalah seorang pemabuk yang gemar berjudi, bahkan pria itu tidak pernah mempedulikan bagaimana keberlangsungan hidup Renjani beserta ketiga adiknya, sedangkan sang ibu telah lama meninggal dunia. Renjani selalu menyimpan semua lukanyanya seorang diri. Membiarkan semua orang mengira jika dirinya sedang baik-baik saja. Sampai pada saat di mana ia dipaksa menikah dengan seorang pria kaya raya oleh sang ayah dengan harapan kelak dia dapat mengubah kehidupan mereka yang serba kesusahan. Namun, realita tidak sesuai dengan ekspetasi. Selama pernikahan, Renjani kerap kali mendapatkan prilaku kasar dari sang suami. Tak jarang, suaminya itu memukuli Renjani hingga memar dibagian tubuhnya bila wanita itu tidak menuruti keinginannya seperti untuk tidak lagi menemui keluarganya. Mulanya, Renjani masih ingin mempertahankan rumah tangganya dengan harapan suaminya itu akan berubah. Namun, semua keinginan itu pupus tatkala secara tidak sengaja Renjani memergoki Gio, suaminya yang tengah bercinta dengan wanita lain di belakangnya. Tidak tahan dengan sikap sang suami, dengan terpaksa Renjani pun mengajukan perceraian. Nampaknya, nasib baik masih belum berpihak padanya. Setelah perceraian, wanita berusia dua puluh satu tahun itu harus menerima kenyataan pahit tatkala mendapati fitnah besar dari mantan suaminya yang memutar balikkan fakta mengatai dirinya sebagai seorang wanita penghibur yang suka berganti-ganti pasangan, sehingga membuat banyak lelaki tidak tertarik dengan Renjani, memandang rendah wanita itu dan bahkan menganggap jika dia bukanlah wanita baik-baik. Tidak jarang, wanita itu mendapatkan teror dari mantan suaminya hingga membuat Renjani merasa depresi. Semua itu ia dapatkan lantaran mantan suaminya yang tidak terima dengan perceraian mereka. Pria itu bertekad ingin membuat Renjani menderita dan menyesali keputusannya. Tidak hanya itu, rumah satu-satunya tempat bernaung yang dimiliki harus disita lantaran sang ayah yang diam-diam telah meminjam uang kepada seorang rentenir dan tidak bisa membayarnya. Sakit hati Renjani menerima itu semua. Namun, ia harus tetap kuat demi adik-adiknya yang masih kecil. Renjani yang rapuh, tidak bisa terus-menerus berada di dalam keterpurukan. Setidaknya, dia harus bangkit dan melindungi mereka yang dicintai, tidak peduli dengan apa yang orang-rang katakan tentang dirinya. Renjani melamar pekerjaan di sebuah percetakan yang tidak terlalu besar yang berada di kota dan menjadi karyawan magang di sana. Tidak hanya itu, dia juga mulai aktif belajar dan memperdalami ilmu agama bersama dengan seorang kiyai di sebuah pesantren yang berada di kampungnya. Dari sana, Renjani merasa jika perlahan hidupnya membaik. Mulai dari hutang yang satu-persatu terlunasi, tunggakkan sekolah terselesaikan sehingga adik-adiknya bisa kembali bersekolah, dan ayahnya yang sudah tidak berjudi atau berhubungan dengan rentenir lagi. Renjani merasa bersyukur dengan semua pencapaian yang dia dapatkan dan bertekad untuk menjadi seseorang yang jauh lebih baik lagi. Suatu hari sepulangnya dari masjid, Renjani dipertemukan dengan Azzam Khairul Anam, seorang ustadz muda sekaligus keponakan dari pemilik pondok pesantren di kampungnya yang baru saja kembali setelah menempuh pendidikkan di Al- Azhar, Kairo. Dari pertemuan mereka itu, membuat Azzam sedikit tertarik dengan Renjani dan mulai mencari-cari informasi tentangnya. Tak pelak, Azzam terkejut saat mengetahui kabar yang beredar mengenai sosok Renjani. Laki-laki itu merasa kasihan dengan Renjani dan bertekad ingin menjadikan wanita itu sebagai istrinya. Tidak peduli dengan bagaimana buruknya kabar yang beredar tentangnya, Azzam tetap mengikuti keinginan hatinya dan meminta sang paman, kiyai Luqman untuk membantunya melamar Renjani. Tentu saja, niat baik Azzam tersebut tidak serta merta disambut baik oleh Renjani. Beban yang dipikul serta trauma masa lalu, membuat Renjani menolak untuk menikah kembali. Bayangan akan suaminya yang berselingkuh dan memukuli dirinya kembali terputar di dalam benak Renjani. Tidak dapat dipungkiri, jika ketakutan itu masih ada dan terus menguasai dirinya. Renjani pun menolak lamaran Azzam. Sekeras apa pun, Azzam berusaha meyakinkan, Renjani tetap menolak. Bukan karena tidak menyukai Azzam, bagi Renjani, Azzam adalah sosok laki-laki shalih dan banyak dikagumi oleh perempuan-perempuan di kampung. Merupakan suatu keberuntungan bagi Renjani jika bisa menikah dengannya. Hanya saja, ia tidak ingin menjadi egois. Renjani berharap, jika kelak Azzam akan mendapatkan seorang wanita yang jauh lebih baik dari dirinya sebagai istrinya. Kabar Renjani yang menolak lamaran Azzam tersebar dengan begitu cepat ke seluruh penjuru kampung. Kembali, wanita itu menjadi buah bibir masyarakat. Mereka menyebut Renjani sebagai seorang wanita yang tidak tahu diuntung karena menolak lamaran Azzam yang notabene adalah calon suami yang diidam-idamkan oleh kebanyakan wanita. Tidak hanya Azzam, Renjani semakin dibuat pusing saat Alvan, pria muda yang menjabat sebagai pemilik dari percetakan tempat dirinya bekerja secara tiba-tiba mengungkapkan ketertarikannya terhadap Renjani. Siapa sangka, selama ini diam-diam dia telah memperhatikan Renjani. Dia bahkan tahu semua masalah yang dialami wanita itu, termasuk tentang masa lalu Renjani yang kelam. Tentu saja pengakuan Alvan tersebut membuat Renjani terkejut. Bagaimana bisa dia tidak menyadari jika ada pria lain yang diam-diam memperhatikan dirinya. Renjani menolak perasaan Alvan. Lagi-lagi, keputusan Renjani tersebut dikarenakan trauma masa lalu yang dialaminya. Renjani masih belum berani membuat komitmen dengan pria manapun. Bahkan, jika ditanya apakah dirinya tidak akan menikah, Renjani sendiri tidak bisa menjawab. Wanita mana yang tidak ingin menikah? Sementara pernikahan adalah syari’at yang mulia. Akan tetapi, persoalannya bukan tentang ingin atau tidak, melainkan dengan siapa dan bagaimana pasangan itu hendak membina rumah tangga dikemudian hari agar bisa menciptakan sebuah rumah tangga yang sakinah, mawaddah dan warohmah. Renjani memutuskan untuk keluar dari pekerjaannya. Ia terlalu malu untuk bertemu dengan Alvan disetiap hari, karena itu dia memutuskan untuk mengundurkan diri dengan menitipkan surat kepada seorang teman. Wanita itu sedikit terkejut saat mengetahui Alvan yang langsung menerima keputusannya, awalnya Renjani mengira jika pria itu akan menahannya. Namun, ternyata Renjani salah, Alvan tidak mempermasalahkan dan menghargai pilihan Renjani. Wanita itu pulang dalam keadaan hati kecewa. Tanpa disadari dia menyesali keputusannya karena telah menolak Alvan. Setelah ini, dapat dipasti sudah tidak akan ada lagi pria yang mau menikah dengannya. Seorang janda yang tidak memiliki apa-apa. Tidak ingin terlalu larut dengan soal percintaan, Renjani memutuskan untuk berdamai dengan diri sendiri, mulai menata kembali hidupnya dan fokus dalam mengurus ketiga adiknya yang kini telah beranjak dewasa. Tiga tahun sudah berlalu, Renjani telah sampai dengan pencapaiannya yang baru. Seorang adiknya yang pertama kini telah lulus SMP dan hendak menjajal bangku SMA, sementara adiknya yang kedua telah lulus SD dan akan memasuki bangku SMP sedangkan adiknya yang terakhir, berada di kelas 5 SD. Selagi sibuk dengan kelulusan adik-adiknya, dia kembali dipertemukan dengan Azzam. Pria itu memberikan kabar gembira tentang rencana pernikahannya dengan seorang santriwati di pesantren tempat dirinya mengajar. Sakit, itulah yang Renjani rasakan saat membaca nama yang bertengger di kartu undangan yang dipegang. Meski begitu, Renjani tetap mengucapkan selamat kepada Azzam dan mendo’akan kebahagiaan mereka. Di malam pernikahan Azzam, Renjani menangis sejadi-jadinya. Dia menyesali keputusan dirinya karena pernah menolak pria itu di saat melamarnya dulu. Lalu sekarang, Azzam akan menikah dengan wanita lain dan hidup bahagia, sementara dirinya masih sama dengan keadaan sebelumnya. Sendiri dan penuh dengan luka batin. Kegaduhan sempat menghiasi acara pernikahan, yakni ketika Azzam dikabarkan menghilang dari kediamannya padahal ijab kabul akan segera dilaksanakan. Siapa sangka, pria itu memilih mendatangi rumah Renjani dan mengungkapkan pengakuan tentang dirinya karena masih belum bisa melupakan perasaannya terhadap wanita itu serta mengajak Renjani untuk menikah. Kaget bukan main Renjani dibuatnya, bagaimana bisa dihari pernikahannya, Azzam justru mengajak dirinya menikah sementara pria itu sebentar lagi akan melangsungkan pernikahan dengan wanita lain. Tanpa diduga, di saat yang bersamaan, Alvan yang merasa sudah cukup memberikan waktu kepada Renjani pun memutuskan untuk mendatangi rumah Renjani. Tentu saja dia melihat semua kejadian di sana, saat di mana seorang pria asing secara tiba-tiba melamar wanita yang dicintai. Karena tidak ingin kehilangan kesempatan untuk yang kedua kalinya, Alvan bertekad untuk menyelamatkan Renjani dengan cara mengaku jika dirinya adalah calon suami Renjani. Sontak, pengakuan Alvan tersebut semakin membuat Renjani terkejut. Namun, dengan segera dia mengendalikan keterkejutannya dan mulai ikut bersandiwara. Ya, semua itu Renjani lakukan semata-mata agar dia selamat dari lamaran Azzam. Renjani berharap pria itu akan menyadari kesalahan yang diperbuat karena meninggalkan calon istrinya dan kembali ke acara resepsi. Renjani bertaruh, jika saat ini semua orang pasti telah menunggu pria itu untuk segera melaksanakan ijab kabul. Kecewa, itu yang Azzam rasakan tatkala kembali mendapat penolakan dari Renjani. Dia menyesal karena tidak bersabar sedikit lagi untuk bisa mendapatkan hati Renjani. Tidak memiliki pilihan lain, akhirnya dengan berat hati, pria itu pun kembali ke rumahnya dan menerima takdir hidupnya, meninggalkan Renjani dengan Alvan. Setelah kepergian Azzam, Renjani segera berterima kasih kepada Alvan karena telah membantunya. Tidak hanya itu, dia juga meminta maaf karena telah melibatkan pria itu ke dalam masalah hidupnya. Renjani juga mengatakan, jika sebenarnya Alvan tidak harus berbohong dengan menyebutkan dirinya sebagai calon suami Renjani. Bagaimanapun juga, penolakan yang pernah Renjani lakukan saat Alvan melamarnya dulu, cukup membuat wanita itu merasa canggung dan rikuh sendiri. Namun, diluar dugaan, Alvan justru menyangkal ucapan Renjani. Pria itu mengaku, jika dia tidak sedang berdusta mengenai dirinya yang merupakan calon suami Renjani. Karena setelahnya, Alvan kembali mengungkapkan niatnya untuk melamar Renjani dan menemui wanita itu ditengah malam sepi. Tidak peduli seberapa berat beban hidup yang dipikul, tidak peduli seberapa kelam masa lalu yang dialami Renjani, Alvan akan menerima semua itu. Alvan bahkan berjanji, akan menjadi penawar bagi semua luka yang Renjani alami dan membuat wanita itu merasa menjadi satu-satunya wanita yang paling bahagia. Renjani kehabisan kata-kata, dia terharu melihat ketulusan dan kegigihan Alvan dalam memperjuangkan cintanya. Kini, Azzam telah resmi menikah sementara dirinya tidak bisa terus-menerus terjebak di dalam kebimbangan. Tidak ingin mengulangi kesalahan yang sama dan menyesal seperti sebelumnya, Renjani pun memutuskan untuk menerima Alvan. Meskipun, dia masih tidak yakin, apakah keputusannya itu tepat atau tidak. Senang bukan main hati Alvan mendapati Renjani yang menerima lamarannya. Tidak menunggu waktu lama, selang beberapa hari kemudian, Alvan segera mengurus rencana pernikahan mereka. Setelah semua badai ujian yang terlewani, akhirnya cinta Alvan dan Renjani pun berlabuh dipernikahan. Keduanya berjanji untuk saling menjaga dan percaya antara satu dengan lain. Terbukti dengan hadirnya Gio, mantan suami Renjani di acara pernikahan mereka, Alvan dengan tegas memperingatkan pria itu untuk tidak membuat kegaduhan di hari bahagia mereka. Bukannya pergi, pria yang pernah berstatus sebagai suami dari Renjani itu justru semakin memperkeruh suasana. Mendapati hal itu, tidak serta merta membuat Alvan diam saja. Alvan pun segera memanggil polisi dan melaporkan Gio atas banyak kasus, termasuk dengan kasus kekerasan rumah tangga yang pernah dilakukan saat pria itu masih menjadi suami Renjani dulu. Renjani tidak menyangka, janji yang Alvan ucapkan tentang dirinya yang akan melindungi Renjani bukanlah ucapan semata. Nyatanya, lelaki itu telah mengumpulkan semua bukti kejahatan Gio dan berhasil membuat pria itu mendekam dipenjara. Sungguh, Renjani merasa terharu sekaligus bersyukur karena telah menerima lamaran Alvan. Kekuatan cinta Alvan, telah mengeluarkan Renjani dari trauma besar yang dialami. Bahkan, untuk pertama kali di dalam hidupnya, Renjani merasa sangat bahagia. Renjani berjanji akan terus menjaga cinta mereka hingga maut memisahkan. Satu hal yang tidak terduga, yakni dimalam pertama mereka, Alvan dibuat terkejut dengan fakta Renjani yang masih perawan. Lantas, bagaimana dengan Gio? Bukankah mereka pernah menikah dulu? Berbagai macam pertanyaan muncul memenuhi benak Alvan. Seakan tahu dengan kebingungan yang Alvan rasakan, Renjani pun mulai menceritakan semuanya. Tentang Gio yang tidak pernah mau menyentuh Renjani karena menganggap jika kehadiran wanita itu adalah sebuah kesialan. Pernikahan di antara Gio dan Renjani terjadi karena sebuah katerpaksaan, semua itu dikarenakan ayah Renjani yang lagi-lagi terlibat hutang yang sangat besar sehingga menjual Renjani kepada Gio, anak dari salah satu rentenir yang dipinjami hutang dan memisahkan pria itu dari kekasihnya. Itulah sebabnya, selama mereka menikah, Gio tidak pernah mau menyentuh Renjani dan memilih menjalin hubungan dengan kekasihnya di belakang Renjani. Senang bukan main, Alvan saat mendapati jika dirinya adalah pria pertama bagi Renjani. Tidak hanya Alvan, nyatanya, Renjani juga merasakan hal yang sama. Dia merasa sangat bahagia karena akhirnya ada seorang pria tulus yang bisa menerima semua kekurangan hidupnya. Hari-hari berlalu dengan begitu indah bagi pasangan yang baru saja menikah. Kebahagiaan, Alvan dan Renjani semakin bertambah, tidak lama setelah pernikahan keduanya, akhirnya Renjani dikabarkan hamil anak pertama mereka. Mengetahui hal tersebut, Alvan pun berusaha menjadi seorang suami siaga untuk Renjani dan memastikan jika istrinya itu baik-baik saja. Nikmat mana lagi yang kau dustakan? Kini, Renjani percaya jika selalu ada suka disetiap air mata. Mungkin, dahulu dia merasa jika hidupnya begitu menyedihkan dengan berbagai macam badai cabaran. Namun, kini, dukanya telah sirna berganti dengan senyum bahagia. Renjani berharap, jika kelak cintanya dengan Alvan akan kekal. Tidak hanya di dunia, melainkan sampai disyurga-Nya.
Share
.
Show Reply (0) Add Reply