Try new experience
with our app

INSTALL

IKHLASKAN 

IKHLASKAN

Menuju H-3 acara pernikahan Adelia dan Andi memutuskan untuk melihat progres dekorasi di gedung. Awalnya ada sedikit pertengkaran pada dekorasi namun mereka tak mau berlarut-larut dalam masalah kecil membuat pernikahan batal. Setelah usai mereka berdua pergi ke cafe tempat pertama kali pacaran dan memesan menu favorit masing-masing.

“yang, nga kerasa ya kita udah hampir nikah, rasanya seperti mimpi” kata Andi

“apaan sih yang, nga usah lebay, toh 3 hari lagi kamu akan nikahin aku, dan status kita bukan pacar lagi tapi suami istri” jawab Adelia

“Iya aku tahu, rasanya tuh aneh benget, padahal udah hampir deket tapi seperti nga mungkin bisa nikah sama kamu” kata Andi

“nga mungkin gimana maksud kamu, jangan-jangan kamu punya selingkuhan dan udah hamil diluar nikah?” kata Adelia hampir tersulut emosi

“nga gitu yang beneran, atau mungkin aku Cuma grogi akan ucapin janji suci sehidup semati sama kamu” kata Andi

“yang kamu buat aku takut kalau kamu selingkuh, ya sekarang kamu Latihan biar nga grogi, coba Latihan dulu ucapin ini saya terima nikahnya Adelia Putri binti Suharjo dengan mas kawin tersebut dibayar tunai” pinta Adelia

“ah, nga mau ntar kalo nga jadi kamu nangis” kata Andi

“ apan sih yang kamu ngomong dari tadi nga jadi” kata Adelia

Akhirnya Andi mengucapkan apa yang Adelia inginkan. Tidak ada maksud khusus Andi mengucapkan hal-hal tersebut, karena baginya itu hal wajar karena setiap pasangan akan mengalami hal yang sama Ketika hari pernikahan hampir dekat. Hujan pun turun Andi mengajak pulang sembari hujan-hujan, karena hujan dapat menyiram rasa kekhawatirannya akan hari pernikahan yang semakin dekat. Namun Adelia menolak karena lalu lintas akan menjadi licin dan berbahaya dan memang kebetulan mereka keluar dengan motor sport milik Andi.

“Ayo yang kita hujan-hujan, nanti kamu nga bisa hujan-hujan lagi sama aku nangis” kata Andi

“ya ampun yang timbang hujan-hujan aja, kenapa harus nangis besok-besok masih bisa hujan-hujan dihalaman rumah, kalo kita huajn-hujan dijalan menuju rumah itu bahaya loh, emangnya kamu mau kita batal nikah karena sakit flu gegara hujan-hujanan, kan nga lucu yang” kata Adelia pajang lebar

Namun dengan kekeh Andi membujuk Adelia akhirnya mereka pulang dengan hujan-hujan, samapi diparkiran pun mereka bertemu dengan tukang parkir melarang mereka berdua pulang karena hujan diluar sangat lebat jika dipaksakan akan berdampak buruk bagi kesehatan dan keselamatan mereka. Begitulah Andi jika keinginannya sudah kuat maka harus segera terpenuhi. Dijalan sembari diguyur hujan Andi selalu melontarkan tawa canda kepada Adelia, karena bagi andi ini moment langka yang tidak akan ia rasakan setelah menikah.

“yang kamu beneran cinta sama aku?” tanya andi

“iya yang kita berteduh aja ya, lagian didepan hujannya lebat banget, aku nga mau terjadi apa-apa sama kita” ajak Adelia

“ tenang yang aku akan menjaga kamu apa pun yang terjadi, aku cinta kamu sehidup semati, walaupun aku bakal ninggalin kamu duluan aku tetep menjaga kamu” kata Andi

“jangan ngomong gitu pamali tau, kita bakal sama-sama kok sampai tua nanti” kata Adelia

Ketika dilampu merah hujan mulai reda kemudian Andi menancapkan gas begitu antusias padahal Adelia telah memperingati jangan terlalu ngebut karena jalannya masih licin. Belum selesai bicara tiba-tiba Andi kehilangan kendali dan tergelincir. Motor yang mereka tumpangi menabrak batas jalan. Akibat insiden tersebut membuat jalan macet begitu Panjang, Andi dan Adelia dilarikan ke rumah sakit terdekat dan harus mendapatkan pertolongan medis. 

Selang 2 minggu Adelia mulai sadar dari komanya dan keadaan semakin membaik, 1 bulan kemudian Adelia mulai focus pemuliahan namun ia belum bertemu dengan calon suaminya.

“ma, mas Andi gimana kabarnya, dia baik-baik ajakan?” tanya Adelia

“kamu focus pemulihannmu dulu ya, nanti mama sama papa ajak kamu bertemu sama Andi, sekarang minum obat kamu dulu ya” bujuk mama Rini

“ ma, kita besok jenguk mas Andi ya, aku udah kangen dan aku udah sembuh kok ma, aku udah bisa jalan sendiri walaupun pelan-pelan, nanti kalau aku jenguk mas Andi pasti mas Andi cepet sembuh juga dan pernikahan kita segera dilaksanakan ma” jelas Adelia

“iya besok mama sama papa antar ya” kata mama Rini

Keesokan harinya Adelia dan keluarga datang ke rumah Andi, namun setelah bertemu dengan orang tua Andi Adelia bingung kaenapa tidak langsung bertemu dengan Andi malah diajak menuju ke suatu tempat, katanya Andi sedang disana jika Adelia ingin menemuinya. Setiba ditempat pemakaman Adelia tetap berpikiran positif mungkin Andi disini sedang takziah keluarganya, atau mungkin ke makam neneknya yang sering Andi ceritakan.

“tante mas Andi kenapa kok datang kesini, lagi kemakam siapa, kenapa kita nga tunggu mas Andi pulang dari makam saja?” tanya Adelia

Anas dan Lena orang tua Andi hanya tersenyum menenangkan Adelia supaya kuat menerima kenyataan yang pahit. Setelah sampai didepan pemakaman yang masih basah penuh dengan bunga yang menghiasi di makam tersebut. Adelia masih binggung kenapa malah datang ke makam baru yang kemungkinan 3 mingguan . Adelia membaca batu nisan yang bertuliskan nama Andi Putra bin Anas Wijaya. 

“kenapa nama mas Andi ada di batu nisan, tolong kalian jangan bercanda, lagian kematian bukan bahan lelucon” kata Adelia

“ini bukan lelucon sayang, ini nyata” kata Anas ayah Andi

“ nga ini pasti bangian prank mas Andi om, om jangan bercanda ini nga lucu” kata Adelia sumbang

“Adelia sayang om sama tante nga bohong sama kamu, Andi memang sudah meninggalkan kita semua, Andi sudah bahagia, kamu jangan sedih ya sayang kami semua bersamamu” kata tante Rini

Adelia terduduk lemas memegang pusara, derai air mata mengalir menandakan Adelia teramat kehilangan orang yang ia cintai, semua rencana yang indah hilang dengan sekejap, dunia semakin gelap cahaya apapun tak mampu menerangi Langkah Adelia. Adelia mencurahkan kekesalannya dimakam tersebut menanyakan janji yang pernah Andi katakana padanya. Melihat keadaan Adelia yang terpuruk mereka mengajak Adelia pulang dan menenangkannya. Mungkin mengikhlaskan kepergian seseorang begitu berat namun harus dijalani. Pada awalnya Adelia tak ingin pulang ia ingin Bersama Andi walaupun ia harus menunggu di makam Andi yang masih basah.

2 minggu telah berlalu Adelia masih dengan tatapan kosong walaupun sudah dijelaskan Andi akan Bahagia di rumah barunya. Namun rasa kehilangan masih terngiang-ngiang di dalam diri Adelia. Disaat termenung Adelia teringat semua ucapan yang pernah dilontarkan sebelum kecelakaan terjadi. 

“sayang, kenapa kamu tega meninggalkan aku seorang diri, katanya cinta kita sehidup semati, kamu belum membuktikannya kenapa kamu pergi meninggalkan aku untuk selamanya” sendu Adelia

“yang, kenapa kamu sedih, kamu harus kuat disini, kamu harus bangkit lagi walaupun aku tak ada disisimu lagi, aku akan tetap menjagamu” kata Andi

Adelia terkejut tiba-tiba Andi datang menemunya dengan tatapan Bahagia.

“sayang, aku kangen sama kamu, aku boleh peluk kamu kan” pinta Adelia

“boleh, yang sekarang kamu istirahat ya, aku bakal jaga kamu kok” kata Andi

“janji ya, jangan pergi-pergi lagi” peringat Adelia

Andi hanya membalas dengan senyuman, sembari memeluk Adelia tangan Andi mengusap-usap rambut Adelia suapaya tertidur dengan pulas. Didalam alam mimpi Adelia semakin jelas melihat Andi pergi meninggalkanya dengan motor kesayangannya, Adelia berniat untuk mengejar namun tiba-tiba di depan ada mobil yang hendak menabrak Andi, seketika Adelia terbangun dari tidurnya. Keadaan Adelia sangat ketakutan dan panik, orang tua Adelia menghampirinya dan bertanya apa yang terjadi pada putrinya.

“kamu mau kemana nak?” tanya suharjo ayah Adelia

“ pa mas Andi ada didepankan belum pulang, aku tadi mimpi mas Adi hampir tertabrak mobil” kata Adelia panik

“ nak dengerin papa, Andi udah pergi ninggalin kita semua, kamu ikhlasin ya” kata Suharjo

“ nga pa, tadi mas Andi temenin aku disini tadi juga janji nga pergi, pasti tadi papa usir ya” kata Adelia

“ nak mau harus sadar, berapa lama kamu seperti ini, kamu harus mengikhlaskan Andi, hidup kamu masih Panjang” geram papa dan hampir melayangkan tamparan karena hampir setiap hari Adelia berkata Andi dan Andi

“pa sabar, kita pulihkan psikis Adelia dulu jangan tersulut emosi” tenang Rini

Rini dikeluarga sebagai penengah jika terjadi pertengkaran. Kemampuan Rini dalam memberikan pengertian masukan-masukan untuk Adelia, kini keadaanya semakin membaik. Namun terkadang Adelia sering melihat Andi menemuinya tanpa berkata apapun. Ketika jarak mereka semakin dekat dan ada orang yang datang tiba-tiba Andi menghilang. 1 tahun telah berlalu mungkin ia harus belajar mengikhlaskan seseorang yang telah menemeninya dan yang pernah menghiasai kekosongan hidupnya. Walaupun Adelia tidak jadi menikah dengan Andi hubungan keluarga masih sangat dekat. Dan orang tua Andi tidak segan-segan mengenalkan seseorang kepada Adelia. Adelia menerima perkenalan dan setelah 3 bulan perkenalan keluarga mereka akan melangsungkan pertunangan namun seminggu sebelum hari pertunangan Andi menemui Adelia. Dan Andi datang duduk di sofa kamar Adelia tempat dimana Andi selalu menunggu Adelia Ketika berdandan atau apapun itu dan kebetulan Adelia sedang memakai masker melihat kecermin ada Andi dibelakangnya. Andi memperingatinya jangan terlalu cepat mengambil keputusan. 

“ yang kenapa kamu kesini, yang jangan buat aku gagal move on lagi, aku ingin lanjut kehidupanku” kata Adelia

“ hmm, katanya cinta kita sehidup semati, nyatanya apa” kata Andi sembari medekati Adelia

“ yang kamu juga pernah berkata jika aku harus Bahagia didunia ini, walaupun tak Bersama kamu lagi” kata Adelia

“ya aku tahu, tapi apakah kamu sudah yakin dengan pilihanmu saat ini” kata Andi

“ iya aku yakin, karena dia pilihan orang tua kamu, pasti dia baik” kata Adelia

Namun Andi tetap tak setuju dengan pilihan orang tuanya, Adelia semakin binggung Ketika ia bersedih memikirkan Andi , Andi selalu datang dan memperingatinya untuk tidak menangisi kepergiannya untuk selamanya. Dan sekarang Adelia mulai membuka lembaran baru Andi tidak merestuinya. Adelia dibuat binggung dan akhirnya Adelia menangis, Andi tak tega melihat Adelia menangis kemudian memeluknya dan mengusap air matanya. Tiba-tiba terdengar suara benda jatuh Adelia kaget dan mengerjapkan matanya, ternyata dia tertidur di meja rias.

3 hari sebelum acara pertunangan Adelia melihat calonnya sedang berjalan di mall dengan seorang Wanita, ia mengikuti kemana saja dia pergi, dan Ketika Atur calon tunangannya pergi ke toilet ia menemui sang perempuan dan bertanya apa hubungan mereka.

“ hai kak, mau tanya sepatu mana ya yang cocok sama kaki aku ya” pertanyaan basa-basi yang dilontarkan Adelia

“iya ka, sepertinya warna gold cocok buat kakak” kata sang Wanita

“wah boleh juga, oh ya kaka disini juga beli sepatu atau masih lihat- lihat” Tanya Adelia

“ iya mau beli, aku kesini sama calon suami ku Namanya Atur Kusuma, kaka datang sendiri” kata Wanita itu

“asik dong kak, iya nih rencananya mau tunangan 3 hari lagi, sepertinya tidak jadi” kata Adelia dan berpamitan untuk meninggalkannya sebelum Atur melihatnya 

Sesampai dirumah ia bercerita kepada orang tuanya untuk membatalkan pertunangan yang kurang 3 hari lagi. Awalnya orang tuanya tidak setuju setelah melihat bukti yang diberikan Adelia kepada orang tuanya pun paham. Dimalam harinya kedua keluarga menadakan pertemuan membahas pertunagan yang kurang beberapa hari lagi. Setelah semua datang percakapan dimulai dan papa Suharjo langsung memutuskan membatalkan pertunangan dan memberikan bukti kepada Atur bawasannya ia tidak cocok untuk putrinya, karena sudah menduakan putri kesanyangannya. Atur awalnya menyangkal perkataan Suharjo namun setelah ada bukti kuat Atur malu dan menerima keputusan Suharjo untuk membatalkan pertunaganya. Acara pertemuan telah selesai kini Adelia membersihan diri dan mulai merebahakan diri untuk menuju alam mimpi. Ketika hendak menutup mata ada lanagan yang mengusap rambunya. Ia kira ibunya yang datang menemaninya tidur ternyata salah yang datang malah Andi. Andi terlihat sangat Bahagia melihat Adelia tidak jadi melangsungkan pertunagan dengan Atur.

“kenapa lagi, aku mau istirahat” kata Adelia ketus dan sekarang Adelia tidak sehisteris Ketika bertemu Andi

“nga papa, aku Cuma kangen lihat kamu, dan aku seneng kamu tidak jadi tunangan dengan Atur” kata Andi sembari mengusap rambut Adelia

“udah kan kangennya, sekarang kamu boleh pergi aku mau istirahat” kata Adelia lesu dan sedikit kecewa karena Acra pertunangan yang gagal

“kamu tidur aja aku akan jagain kamu kok” kata Andi

Adelia tidak mengubris perkataan Andi ia memilih untuk melanjutkan alam mimpi toh Andi akan pergi Ketika ia tertidur pulas, buktinya Ketika ia terbangun Andi sudah tidak ada dikamarnya. Walaupun Andi sudah beda dimensi ia tetap membantu , menemani, dan menyanyangi Adelia seperti di dunia nyata.

Untuk masalah hubungan Adelia tidak ingin ceroboh lagi, ia selalu meminta pendapat kepada Andi tentang pasangan apakah ia cocok untuknya atau tidak. Namun Andi selalu tidak memberi restu. Dan yang terakhir Adelia berpacaran dengan Gunawan selama 1 tahun. Dan akan melangsungkan pernikahan walaupun tanggal belum dipilih. Namun Andi tetap melarang untuk menikah dengan Gunawan saat ini alasanya bukan punya selingkuhan, calon istri, atau pun hanya dijadikan pelarian sesaat, namun diwaktu dekat Gunawan akan dijodohkan orang tuanya oleh anak tetangganya yang di desa. Setelah bebrapa minggu kedepan memang benar Apa yang dikatakan Andi Gunawan akan dijodohkan oleh orang tuanya. Pupus sudah harapan Adelia menikah ditahun ini. Ia mulai pasrah dengan keadaan ini. Namun Andi tak habis akal untuk menghibur Adelia untuk menjalani hari-harinya, walaupun Andi telah pergi meninggalkanya selama 2 tahun, namu rasa nyaman yang diberikan untuk Adelia tak pernah sirna.

“ya udahlah nga usah nikah aja samapi mati, punya pacar nga ada yang bener, tunangan gagal, nikah gagal, sekarang aku hidup dengan mantan calon suami yang beda dimensi” kata Adelia mulai jengkel

“nga boleh gitu, aku akan tetap menjagamu sampai kamu mendpatkan pengantiku, jika aku masih bersamamu berarti kamu belum mendapatkan pengantiku”tegas Andi

“ihh, semua salah kamu tau, mungkin jika kamu nurut sama aku nga pulang hujan-hujan dan nga ngebut-ngebut pasti kamu nga pergi ninggalin aku kaya ngini” kata Adelia yang matanya mulai berkaca-kaca

“Namanya aja takdir yang siapa yang tahu, ya udah dulu yang salah memang aku yang suka ceroboh”putus Andi

“jika waktu itu kita jadi nikah mungkin kita sudah mengendong anak kita, bermain Bersama, liburan Bersama, dan kegiatan lain yang dilakuin Bersama-sama” kata Adelia

“ iya itu Cuma angan kamu saja, yang lalu biar berlalu, kamu harus buka lembaran baru. Aku yakin kamu bakal Bahagia, mungkin waktunya belum sekarang, nanti jika kamu sudah medapatkan pengantiku jangan lupain aku” kata Andi

“ jangan tinggalin aku, nanti aku diskusi sama siapalagi” tanya Adelia

“kan kamu sudah dapatkan penganti aku, jadi kamu harus diskusi sama suamimu, kalau masih diskusi sama akau nanti kamu dikira gila” jawab Andi

Percakapan merekapun berakhir dan Adelia memutuskan hidup apa adanya dan menjalani sebagaimana mestinya. Mungkin untuk saat ini tuhan belum mendatangkan pengganti Andi untuk Adelia. Untuk saat ini Adelia harus focus ke karirnya dan membangun mimpi-mimpi yang baru.




Tamat