Contents
Pelangi Setelah Hujan
CINTA DAN AMBISI
Elsya
Wanita pilihan Mama
“Hihihi ... sebentar lagi aku bakal jadi Nyonya Angga."
Impianku harus terwujud, berada di sisi Angga. Tak ada yang boleh menghalangiku. Duhai calon Mama Mertua, buang saja menantu sialan itu. Mana pantas dia mendampingi sosok Angga yang cakep paripurna. Apa yang dia harapkan dari Kinanti setiap hari berbau bumbu dapur dan tak bisa menghadirkan tangis bocah di rumah mewah kalian.
Aku duduk menikmati sanset mengawal senja menyambut malam dari balkon lantai dua rumahku. Sesekali kuteguk jus jeruk di atas meja sembari membayangkan esok di meja ini akan terhidang dua gelas jus, untukku dan Angga. Tentunya kami akan menikmati romantisme berlebih tentang cinta yang terlambat kuraih. Namun, lebih baik terlambat dari pada tidak sama sekali. Mungkin kami memang ditakdirkan untuk bersama, hanya kebetulan aku diposisi antrian berikutnya.
Lagu Bury A Friend dari Billie Eilish, mengalun lewat speaker gawai. Andika sebuah nama tertera di layar benda datar itu. Hmm ... ada apa lagi dengan anak ini.
“Hello ... Sayang?”sapanya dari ujung panggilan.
“Yups, ada apa, sih?”
“Kapan main lagi ke apartemenku?”
“Aku sibuk!”
“Sekarang kamu udah cuekin aku, yah. Aku kangen ama liarmu bermain asmara, hehehe.”
“Udah deh. Aku lagi ada kerjaan, Bye.” Tanpa menunggu jawaban kutekan tombol untuk mengakhiri panggilan.
Hayalku kembali mengembang membayangkan raut wajah lelaki yang sebentar lagi jadi suamiku. Ah, Angga. Wanita mana yang tidak tergoda melihatnya. Jika dibandingkan dengan perempuan yang mendampinginya saat ini. Sangat tidak pantas. Seperti bumi dan langit. Dia salah pilih, mestinya aku yang dipilih! Mungkin ini disebut jodoh yang tertukar ... hehehe. Terlebih sekarang dukungan penuh aku dapatkan dari Mama Mertua.
Baru saja ponsel kuletakkan di sisi vas bunga, kembali sebuah pesan masuk. Tanganku menarik asal bunyi itu untuk memastikan pengirimnya.
Tertera sebuah nama, "Hendro," bisikku.
‘Honey, kapan kita weekend lagi? Bisa nggak minggu ini, biar aku langsung booking resort buat dua malam.’
Aku menekan abjad di layar.
‘Aku lagi sibuk.’
Dia lelaki lain yang menjadi pacarku. Sebenarnya sejak bulan lalu aku sudah jenuh bertemu dengan pria satu ini, tetapi dia pengisi waktu saat Andika berlayar. Bagaimana mungkin aku bisa bertahan tanpa pelukan lelaki, sementara Andika yang notabene seorang pelaut hanya mendapat cuti turun ke darat selama seminggu dalam dua bulan. Tentunya aku kesepian.
Deretan teman kencanku bukan hanya mereka berdua, masih ada Lucky, Erwin dan Michael si bule. Eh, jangan salah sangka. Aku bukan penjaja cinta. Mereka hanya selingan pengisi kekosongan. Sama-sama mencari kepuasan batin, tentunya tanpa transaksi apa-apa. Aku pun tidak menuntut pertanggungjawaban.
Mereka semua pria yang telah beristri. Masa bodoh! Aku juga tak minta dinikahi. Semata-mata hanya pelampiasan hasratku. Tak ingin aku mendengar kata orang lain tentang kehidupanku. Mungkin mereka akan menudingku pelakor. Bukankah pelakor juga manusia yang ingin bahagia. Ah, persetan semua itu. Hidupku adalah hidupku. Ocehan mereka bagiku ibarat lolongan anjing belaka.
Namun, jika Angga telah resmi kumiliki. Aku tidak akan mengembara lagi. Paling tidak untuk sementara, selama dia mampu memuaskan hasratku, hehehe. Ah petualangan cinta memang sesuatu yang mengasyikan.
Lalu calon Mama Mertua. Kehadirannya sangat kubutuhkan untuk memuluskan rencana ini. Paling tidak selama Angga belum berada di tanganku. Ia memang tipe manusia yang over protektif bahkan terlalu mencampuri urusan anaknya. Bagaimana nanti jika rumah tanggaku bersama Angga dibawelin juga oleh mamanya. Apalagi dia yang berjasa menyingkirkan Kinanti dan menyerahkan Angga kepadaku. Ah, itu masalah gampang, umurnya tidak lama lagi tamat. Lalu bagaimana jika umurnya panjang? Hmm ... rumah jompo siap menampungnya. Hehehe ... aman hidupku.
Kembali layar ponselku berdering. Sebuah pesan masuk, dilayar tertulis aksara Mama Mertua, aku menulis nama kontaknya seperti itu.
‘Angga bakalan datang hari ini jenguk Mama.’
Seketika dawai rindu menabuh bertalu-talu. Selamat datang Sayang. Kusambut kau dengan lantunan cinta.