Try new experience
with our app

INSTALL

Tuhan Kau Cinta 

Tetap Mencintai Kamu = Menutup Hati Untuk Orang Lain

  Dulu aku mudah sekali untuk berpaling menyukai seseorang, padahal ketika itu teman-temanku tahu kalau aku menyukai perempuan lainnya. Tetapi semenjak ketika aku melabuhkan hati dan perasaanku untukmu, rasanya ketika aku ingin menyukai perempuan lain, terbayang wajahmu. Dan seolah seperti pertanda bahwa kamu itu sudah lengkap. Pikiranku seperti berpikir bahwa memiliki kamu itu sudah cukup. Jadi, untuk apa lagi aku harus menyukai perempuan lain. 


  Cinta buta. Itu kata teman-temanku. Aku hanya tertawa kecil ketika diejek begitu. Aku tak ingin membalasnya. Percuma. Karena aku yang merasakannya. Aku merasakan hal yang berbeda. Dan aku mencoba untuk mengkoneksikan semuanya. Ini mungkin juga alasan dan jawaban dari Tuhan. 


  Seorang teman dekatku dan juga teman dekatmu datang padaku. Dia mengejek laguku. Lagu yang aku tulis, syair lagunya bertolak belakang dengan karakter kamu. Lagi-lagi aku tersenyum. Itu berarti hanya aku yang tahu sifat dan tabiat aslimu. Tetapi dia langsung meralat jawabannya. Dia juga mengatakan bahwa kamu itu baik. Namun, kalau engkau dikatakan agamis seperti yang ada di lirik syair laguku dia tidak setuju. Aku hanya menjawab singkat, “Umar Bin Khattab juga dulu tidak agamis. Tetapi mungkin Allah tahu bahwa Umar Bin Khattab hatinya masih bisa digugah. Dan bukankah ucapan itu adalah doa?” Dia langsung terdiam, mengangguk dan setuju. 


  Syair-syair laguku yang menceritakan sosokmu yang agamis adalah rapalan doaku untukmu. Tetapi aku tidak pernah memaksamu. Justru aku risih ketika seseorang dekat dengan Tuhan hanya karena orang yang ia sukai atau cintai. Aku percaya bahwa mendekati Tuhan karena memang dari hati dan kecintaan hati akan jauh lebih nikmat. Dan aku berharap sama. Engkau bisa dekat dan mencintai Tuhan karena engkau memang mencintai-NYA. 


  SREEET! Aku tutup tas gitarku. Aku pamit kepada temanku dan teman dekatmu itu. Seperti yang aku bilang di bagian sebelumnya, aku ingin mempopulerkan namamu dalam laguku. Aku ingin memperjuangkan sosokmu dalam laguku. Sekaligus aku ingin menyatakan cintaku secara tidak langsung kepadamu. Aku sudah tertawa sendiri, ketika laguku ini, namamu itu, diperdengarkan di seluruh radio-radio seluruh Indonesia, di kanal media sosial. Entah apa reaksimu. Tetapi si kucing coklat itu, si Arusa, pasti akan senang, setidaknya aku sudah berani mendeklarasikan cintaku padamu… I Love You…