Contents
Ikatan Cinta Dunia Paralel Modern Kuno
2. Andin dan Aldebaran
Di kesempatan berdua Aldebaran bersama Mama Rosa.
“Al, apa kamu suka Andin?” tanya Mama Rosa. Aldebaran terdiam sembari memandang ibunya. “Al ....”
“Iya, Ma,” jawab Aldebaran lirih.
“Sejak kapan?” tanya Mama Rosa.
“Sejak pertama kali bertemu Andin di hutan, Ma,” jawab jujur Aldebaran.
“Hm ... itu artinya kamu menyimpan sendiri perasaan kamu sejak Andin bersama Nino,” kesimpulan Mama Rosa. Aldebaran diam tidak bisa menanggapi.
“Al, sekarang dia sudah tidak sama Nino, kamu bisa memilikinya kan?” tanya Mama Rosa.
“Al sudah coba, tapi Andin bilang Al sama seperti Nino, Ma,” terang Aldebaran.
“Memang berapa kali kamu coba?” tanya Mama Rosa.
“Baru satu kali, Ma,” jawab Aldebaran.
“Ya Allah, baru satu kali kamu sudah menyerah, Al?” geregetan Mama Rosa.
“Al tidak tahu apa yang harus Al lalukan, Ma,” kata Aldebaran.
“Ya buktikan dong kamu serius! Kamu lamar, kamu minta baik-baik ke orang tuanya!” tegas Mama Rosa.
“Mama mau bantu?” tanya Aldebaran.
“Tentu dong, Al! Mama akan selalu mendukung kamu, Al! Apalagi Mama sudah ingin sekali menimang cucu, Al! Kamu boleh pilih wanita mana pun yang kamu suka, asalkan beri Mamamu ini cucu, Al!” tegas Mama Rosa.
“Terima kasih, Ma!” ucap Aldebaran merasa sangat senang dan lega. Aldebaran lalu teringat janjinya kepada Andin jika Andin mau menikah dengannya. “Em ... Ma, Al sudah janji sama Andin. Kalau Andin mau menikah dengan Al maka Al akan menyekolahkan dia, Ma,” kata Aldebaran.
“Ya sudah, kamu penuhi janji kamu nanti, saat kamu sudah menikahi Andin. Hm ... itu artinya Mama harus mencari pembantu lagi dong,” kata Mama Rosa. Aldebaran tersenyum.
***
Akhirnya Aldebaran berhasil meyakinkan Andin dengan keseriusannya untuk meminta Andin kepada kedua orang tua Andin. Apalagi selama bekerja di rumah Aldebaran ia diperlakukan sangat baik oleh Aldebaran dan ibunya Aldebaran. Ibu Aldebaran sendiri meminta Andin untuk menjadi pasangan hidup putranya itu. Andin akhirnya juga jatuh hati.
Jadwal pertemuan kedua belah keluarga telah diatur. Mereka pun bertemu di rumah sederhana Andin. Ayah Andin setuju selama Andin setuju. Andin dengan ragu mengangguk setuju karena ia pernah gagal dan khawatir akan gagal lagi. Aldebaran dan Andin akhirnya duduk di pelaminan.
***
Nino merasa tidak suka dengan hubungan Aldebaran dan Andin. Oleh sebab itu ia ingin mengacaukan hubungan mereka. Demi itu, ia tega membuat laporan palsu soal kesehatan rahim Andin. Ia menunjukkan laporan itu kepada ibu Aldebaran.
“Tante, laporan ini yang menjadikan Nino memutuskan menceraikan Andin,” alasan Aldebaran.
“Ini hal penting. Kenapa Andin tidak cerita kepada Tante?” Ibu Aldebaran menjadi kecewa.
“Kalau begitu, Nino pamit, Tante.” Nino pergi.
“Kalau begitu Aldebaran harus menceraikan Andin!” Mama Rosa ingin Aldebaran menceraikan Andin.
***
“Al, Mama tahu rahasia besar Andin,” kata Mama Rosa.
“Rahasia apa, Ma?” tanya Aldebaran penasaran.
“Ternyata Andin diceraikan Nino karena rahimnya bermasalah. Andin tidak bisa memberikan keturunan. Al, Mama tidak masalah kamu menikah dengan siapa saja, asalkan kamu cinta, kamu bahagia, dan Mama kamu kasih cucu. Kalau begini kenyataannya, Mama tidak bisa terima Andin, Al,” terang Mama Rosa. “Maaf Al, ceraikan Andin!” tegasnya kemudian. Deg Aldebaran merasa kalut. Aldebaran terdiam dan berpikir.
“Maaf, Ma, Aldebaran tidak bisa menceraikan Andin! Soal anak, akan Al usahakan! Mungkin ada medis yang bisa menolong atau memperbaiki kondisi Andin. Ini jaman sudah berkembang ilmu pengetahuan.” Aldebaran pergi meninggalkan mamanya sendirian.
***
Hari-hari berlalu dijalani dengan kebahagiaan dan kebaikan meskipun ibu Al sedang menatap tidak senang ke Andin setiap saat. Akan tetapi sikap Andin yang baik, santun, dan penuh perhatian kepada ibu Aldebaran membuat ibu Aldebaran sayang-sayang jika sampai kehilangan menantu yang baik seperti Andin.
“Aduh kalau ganti, bagaimana jika dapat menantu yang jahat terus menguasai putraku sepenuhnya? Bisa-bisa putraku meninggalkan aku,” batin Mama Rosa ketakutan. “Ya udahlah, tidak apa-apa deh, yang penting aku dapat perhatian dari Andin,” keputusan Mama Rosa akhirnya. Mama Rosa menjadi kembali bersikap baik kepada Andin.
***
Nino melihat hubungan mereka tampak baik-baik saja bahkan bahagia.
“Sepertinya surat laporan dokter palsu itu tidak berpengaruh. Aku harus mencari cara lain. Hm ... iya aku tahu caranya bagaimana. Aku akan memanasi hubungan Al dan Andin dengan menghadirkan wanita lain untuk Al.” Nino tersenyum miring karena mendapati pemikiran itu.
Wanita lain itu sekertaris Aldebaran. Ia kebetulan juga tertarik dengan Aldebaran. Dia yang memang sedang berusaha mendekati Aldebaran semakin semangat dengan dukungan Nino.
Nino berhasil membuat Aldebaran dekat dengan wanita itu. Makan siang atau makan malam sering kali mereka berdua ke restoran. Akan tetapi Aldebaran tidak memiliki perasaan kepada wanita itu. Meskipun demikian kedekatan mereka dilihat oleh Andin. Andin menjadi cemburu dan sedih. Lama-kelamaan Andin yang tidak tahan akhirnya menginginkan perceraian. Aldebaran merasa kecewa kepada Andin. Setelah apa yang telah Aldebaran lakukan untuknya masih saja tidak percaya. Aldebaran akhirnya memutuskan menyetujui perceraian itu.
Aldebaran yang sedang kalut karena akan menghadapi perceraian dengan Andin pergi berkuda jalan-jalan sendirian tidak tentu arah. Ia berkuda sampai di depan sebuah panti asuhan. Ia melihat anak kecil perempuan di panti asuhan itu yang menarik perhatiannya. Anak perempuan itu sedang dalam buaian seorang wanita. Ia menghampiri wanita yang sedang menggendong anak perempuan itu.
“Permisi! Apa ini putri Anda, Nyonya?” tanya Aldebaran.
“Bukan, ini salah satu anak tanpa orang tua yang tinggal di panti asuhan ini. Beruntung kami menemukan ibu susu untuk anak ini, karena pada saat ia datang pertama kali ke sini ia masih bayi merah. Entah siapa yang meninggalkan bayi cantik ini di depan pintu panti asuhan kami tiga tahun lalu,” terang salah satu wanita yang mengasuh anak-anak panti. Aldebaran tersenyum mendengarnya. Itu artinya ia bisa memiliki anak itu.
“Bisa saya miliki anak ini? Maksud saya, akan saya adopsi!” ujarnya bersungguh-sungguh dan dengan senang hati. Wanita itu tersenyum lalu mengangguk.
“Kami memberinya nama Reyna,” terang wanita itu.
“Reyna,” ucap ulang Aldebaran.