Try new experience
with our app

INSTALL

Love Him Like An Antagonist 

Love Him Like An Antagonist

Chapter II

“Meant to be Together(?)”

 

 

  Satu bulan setelah pertemuan Sky dan Arwen. Yara, Milly dan Hiro akhirnya dapat magang mereka di The Idea, sebuah digital branding studio start-up yang sedang hype. Yara di bagian Creative Writer Junior, sedangkan Hiro di UI/UX designer dan Milly di Account Executive Junior

 

  Hari ke-32, Yara masuk ke kantor dan terlihat sudah terbiasa dengan orang-orang disana. Dia menatap gedung MyShop tempat Arwen dan Skykerja. Yara masih tenggelam didalam perasaannya saat akhirnya dia ketemu Skysetelah wisuda. Hingga, mas Raynar, Creative Director mengumpulkan semuanya untuk memperkenalkan salah satu Creative Writer untuk masuk tim Yara. 

 

“Kenalin ini Arasky Adia Prayoga.”

Yara, Hiro dan Milly lalu sama-sama melihat ke tengah karena dengar suaranya Sky. Lalu disana berdiri Sky, yang sama seperti Sky diduga oleh mereka. 

 

“Halo kenalkan saya Arasky tapi biasa dipanggil Sky Langit maksudnya--” Sky seketika melihat Yara ada di kerumunan dan Yara tersenyum ala Queen B yang menang mahkota. Sky terlihat salah tingkah. 

 

  Perkenalan Sky sangat singkat hingga mereka akhirnya selesai berkerumun. Yara menunggu di depan meja kubikel kosong yang pasti Skyakan menempatinya. And…Bingo! Kak Runi bawa Sky ke meja itu. Sky langsung bisa melihat Yara walaupun mereka disekat. Yara sudah tersenyum menang disini. 

 

“Yara, brief buat culinary apps kemarin tolong dijelasin ke Sky yah. You’ll be in the same team.” Runi tampak memberikan salinan presentasinya ke Sky. 

“Okay siap kak Runi. Hmm, Hi Sky!”

Please lo ngga usah bahas perkataan gue yang terakhir sama lo. Gue ngga tau lo ada disini.”

“Hmm, gue sih udah update di social media. Oops, gue lupa kalo lo ngga follow gue. Pantesan beberapa hari kemarin gue ngga lihat Arwen lunch atau pulang sama lo. We’re meant to be together deh, Sky.”

“Berisik. Yaudah mana brief-nya? Gue kesini buat kerja.”

Yara cuma rolling eyes lalu dia mencoba mendekat untuk ngejelasin semuanya. 

 

  Milly dan Hiro melihat itu dari kejauhan. Milly tampak kesal banget sama Sky yang sok cool. Sedangkan Hiro melihat itu agak keki tapi dia berusaha biasa aja. Milly udah bisa menangkap itu. 

Anything won’t happen Hiro. Itu emang caranya Yara untuk revenge.” Milly menepuk bahu Hiro lalu berlalu. 

 

***

 

Malam itu, Sky belum pulang. Dia lagi googling tempat-tempat romantic. Yara lalu nyamperin, buat Arwen yah. Sky Cuma ngangguk. Yara ngasih tau, 

“Arwen itu lagi demen kue pancong. Dia suka nyemil di tempat kue pancong di Palmerah.” Sky heran. 

“Walau gimana pun, gue sama Arwen pernah temenan dan gue sering ketemu sama dia. Sejak lo di Bandung dan sekarang balik lagi ke Jakarta pasti banyak hal yang lo ngga tau soal dia. Ya kan?”

“Oke thanks infonya Ra. Gue duluan.”

 

***

  Sky samperin Arwen ke tempatnya. Arwen nampak lusuh tapi tetap cantik dan anggun. Sky bilang ceritain kalau dia udah diterima di The Idea. Tapi surprisingly ketemu sama Yara dan lain-lain.

“Bagus dong kalo gitu, jadi ngga terlalu canggung di kantor. Aku di kantor masih agak susah beradaptasi, kerjaannya banyak banget. Jadi ngga sempat bersosialisasi.”

“Ya udah, aku udah siapin kejutan supaya kamu seneng plus kenyang.”

 

  Sky akhirnya ajak Arwen ke sesuatu tempat. Ternyata tempat kue pancong. Arwen bingung kok ngajak kesini. Arwen bilang dia udah diet tepung selama dua bulan. Trus sekarang Sky ngajak kesini gitu. Sky kesel, akhirnya bilang kalau Yara-lah yang ngomong. Arwen kaget,

“Aku sama Yara cuma ketemu beberapa kali termasuk kemarin. Tapi karena aku sibuk juga mau magang dan sebagainya aku ngga tau dia di mana. 

Arwen lalu melihat ke arah lain, termenung. 

“Kamu juga kadang hilang-hilangan. Selama enam bulan aku di Bandung, kamu jarang ngehubungin aku. Kecuali aku yang hubungi.”

“Maaf Sky, kamu tau kan papa sama mama ingin aku cari pengalaman di beberapa e-commerce, jadi setelah lulus itu aku beneran sibuk. Untuk masuk ke kantor yang baru aja sebenernya melelahkan banget. Tapi aku kan harus riset disana.”

Well, ini yang selalu kamu bahas dan kamu pengen dimengerti and I leave behind.”

 

Arwen menghela nafas. “Maafin aku yah Sky, kalau gitu demi kamu aku mau makan kue pancong ini. Lagian lucu banget sih Yara pake nge-prank gini.”

“Ngga usah dipaksa kalo ngga mau” Sky bicara lagi. 

Arwen menepuk bahu Sky dan bilang, “Ngga apa-apa, aku juga butuh sesuatu yang manis supaya mood aku naik lagi.”

 

Sky menggenggam tangan Arwen, tampak sudah memaklumi satu sama lain. Ternyata dari jauh, Yara baru tiba ke kue pancong itu dan melihat mereka berdua. Tangannya terkepal. Hiro di belakangnya langsung nyadar dan buru-buru ngajak Yara pergi. 

 

“Bentar Ra, lo bilang udah move on dari Sky. Buktinya?”

“Gue masih ngga rela Skysama Arwen, karena jelas banget Arwen is not into Sky. Gue yang tau tentang Sky.”

“Tapi Skyudah memilih Ra. Udah lah.”

“Gue butuh waktu Hiro. Sorry yah.”

 

*** 

  Pagi itu, Yara meninggalkan semua gaya tomboynya dan jadi cewek yang pakai kemeja plus cardigans warna pastel membuatnya lebih kalem. Semua yang di kantor jadi kaget melihat Yara seperti itu. Milly yang melihat langsung terkejut, Hiro juga ikut menghampiri. 

 

Oh my gosh, akhirnya lo tobat fashion juga! Ini sungguh kemajuan banget! Tapi lipstik lo kurang nyala dikit, lo jadi pucet banget. Wait gue ambilin lipstik gue yaah.” Milly malah pergi dari sini.

“Lo kenapa Ra? Is everything okay?” Hiro tampak tidak mengenali Yara. 

“Gue baik-baik aja kok Ro. Gue hanya salah melangkah, mungkin. Gue kerja dulu, ceritanya nanti yah.”

  Yara kemudian meninggalkan Hiro menuju meja kerjanya. Yara langsung duduk di kursinya dan mengambil tissue. Sky yang sadar kedatangan Yara langsung mengkonfrontasi. 

Prank lo yang kaya anak kecil itu, udah ngga akan ngaruh sama gue Ra. Jadi please--”

Yara lalu menangis disini, agak sesenggukan lebay. 

“Gue minta maaf Sky, kalo gue kemarin malah ngerjain lo sama Arwen. Tapi lo harusnya sadar kalo Arwen udah diet tepung, masa lo deket sama dia ngga tau apa-apa sih?” Sky yang denger itu jadi kepikiran apa yang didebatkan semalam. 

 

Milly disini bawa peralatan make-upnya lalu melihat sahabatnya nangis langsung menghampiri. 

“Udah, udah jangan nangis..gue takut dikira ngapa-ngapain lo!” Sky malah jadi bingung Yara tiba-tiba nangis. 

Yara kemudian nunjukin chat Arwen yang sudah berbalas dari tadi pagi kalo dia minta maaf. Sky ngga nyangka Yara bisa gitu tapi dia bingung. 

“Udah puas bikin sahabat gue nangis? Udah sana! Gue mau dandanin Yara.”

Sky jadi serba salah tapi dia heran juga Yara segitu nangisnya. 

 

  Yara yang melihat Milly akhirnya ngeluarin pandangan senyuman kemenangan. Milly bingung. Yara mengetikkan sesuatu di laptopnya. “Round 1 baru dimulai. Lo diem aja ngga usah kasih pendapat apa-apa!” Milly lalu tersenyum sok-sokan ngapusin air matanya Yara. 

 

  Kemudian mas Raynar menghampiri meja dan bilang kalau malam ini, brand guideline dan contentnya harus sudah beres yah. “Yara dan Sky semangat yah! Martabak is on the way for you two!” Yara dan Sky hanya sama-sama menanggapi seadanya. Tapi Yara sudah tersenyum penuh rencana. 

 

*** 

 

  Arwen tampak sedang mengerjakan pekerjaannya yang terlihat menumpuk. Ponselnya terus berdering dari Sky tapi sesibuk itu hingga tidak bisa mengangkat telponnya.  Hingga salah satu resepsionis mengabari kalau dia ada tamu. Arwen penasaran siapa. 

 

  Arwen melangkah ke lobby kantornya yang tampak seperti hotel itu. Disana tampak seorang pria yang tampak lebih dewasa darinya, tampan dan bersahaja, dia adalah Bumi. Arwen langsung sumringah dan menyapa pria itu dengan memeluknya. Mereka tampak sudah akrab. 

“Mas Bumi? Kok mas bisa ke kantor aku sih?”

“Iya dong, aku kan mau jengukin kamu. Katanya kamu super busy, jadi aku datengin langsung kesini. And I will be rejected, ya kan?”

Senyum Arwen mengembang.

“Beberapa jam lagi waktu makan malam. Kamu mau dinner sama aku kan?”

“Hmm I wish I could mas, tapi aku ada meeting malam ini.”

The meeting is cancelled. Me cancel it, and reschedule itu tomorrow.”

“Jadi meetingnya sama mas Bumi? Waah! Okay, dinner tonight, I’m in.”

 

Bumi dan Arwen saling melemparkan senyumannya dengan senang. 

 

***

 

  Malam itu, Yara dan Sky tampak masih mengerjakan brand guidelinesnya. Yara sesekali menguap dan agak mengantuk. Sky sesekali melihat ponsel dan belum ada kabar dari Arwen. Skypun memutuskan untuk pergi ke toilet. 

 

  Yara rupanya tak lama sudah tertidur di mejanya. Hingga, sebuah tangan memberikan jaket ke badannya. Lalu dia pergi. Disini Yara ngga sadar karena bener-bener ketiduran. Tapi tak lama Sky bersuara menguap juga sudah balik lagi ke mejanya. Sky mengintip Yara yang tertidur. 

  Sky kemudian cek kerjaan Yara lalu dia melihat sebuah folder bernama ARASKY. Folder itu terlihat dari samping karena Yara ngga pake fullscreen. Sky pun diam-diam melihat folder itu, 

  Benar saja, Sky menemukan isi folder itu adalah semua hal yang dia sukai dan foto-foto jadul kebersamaan mereka. Sky menatap Yara sebentar dengan tertegun, lalu memutuskan tidak meneruskan pencariannya. Sky membenarkan jaket Yara yang hampir terjatuh. Sky lalu memberi catatan kalau dia sudah membereskan sisanya, maaf harus pulang duluan. Disitu  Sky meninggalkan sebotol minuman matcha latte untuk Yara. Tak lama Sky pergi. Yara kebangun. 

 

Yes! Sky lihat folder gue sama dia!” tapi Yara kemudian melamun dan bertanya pada diri sendiri kenapa dia bisa suka sama Sky dan segitunya.