Try new experience
with our app

INSTALL

Impian dan Kenyataan 

tiga

Aku sedang sibuk mengerjakan laporan meeting pak Nino dengan Jingga Grup. tiba-tiba ada telpon masuk.

"Hallo Katrin, saya Yolanda asisten pak Ammar. Dalam sejam saya dan pak Ammar akan datang ke kantor pak Nino.. Tolong sebelum kami datang, sampaikan pesan yang pak Ammar bilang  ke kamu kepada pak Nino."

"Baik nanti saya sampaikan pesannya kepada pak Nino."

 

Saat aku diajak dinner dengan pak Ammar. atau lebih tepatnya bincang santai di restoran cepat saji. Pak Ammar bicara ada pria bernama Ricky Alexander mendatangi kantor pak Ammar dan bilang bahwa dia adalah ayah kandung Keysa. Pak Ammar merasa perlu segera dilakukan tes DNA terhadap Keysa karena ia menilai hasil tes itu akan berpengaruh terhadap keberhasilan kasus Reyna dan bu Elsa.

Bisa ditebak saat mengutarakan hal itu. Raut wajah pak Nino langsung emosi.. Dia langsung meremas kertas kosong di tangannya. Aku tau pak Nino, orangtua pak Nino, bu Elsa dan orang tua bu Elsa tidak menginginkan adanya tes DNA.

 

Begitulah resiko pekerjaan. Laporan bertumpuk, dimarahi bos., dan masalah lainnya. Tapi mungkin kalau punya bos pak Ammar beda kali ya. Dia pria yang lembut terhadap wanita. Setidaknya itu kesan yang kudapat saat bertemu dia di luar jam kantor. Sudahlah katrin syukuri bos yang kamu punya.! Kamu gak takut sama tatapan tajam mbak Yolanda? Seakan kamu hendak menggoda pak Ammar. Padahal pria seperti pak Ammar mana mungkin tertarik sama kamu! Aku dengar rumor dari rekan yang kebetulan temannya adalah pegawai di firma hukum pak Ammar. Dia terkenal memiliki hubungan dengan banyak wanita dan katanya sih mereka tipe wanita yang bisa buat iri wanita lainnya. Ya cantik dan seksi gitu. Aku ini jelas bukan levelnya pak Ammar!

 

Mumpung pak Nino sedang bertemu pak Ammar. Lebih baik sekarang aku sms mas Rendy aja.

Katrin mengetik 

Mas kita ketemu di taman Arkadia hari minggu jam 10 pagi ya.

Rendy mengetik

Baik kita ketemuan di sana

 

"Kenapa kat?"

"Aku gak pengen gantung kamu lama-lama. Aku .... setuju kita perjuangkan hubungan ini lagi mas."