Try new experience
with our app

INSTALL

CASTLOVE (TAMAT) 

Can’t let go of you

Menteng, Januari 2014

 

Arumi Putri

DARI balik jendela kamar, Arumi melihat di luar sana hujan gerimis pelan. Bunyi ketukan keyboard di laptop masih jadi satu-satunya suara yang mengisi kamar kost di lantai dua selain embusan napasnya sendiri. Di layar laptop hadapannya menampilkan akun Instagram. Bukan, bukan akun miliknya. Ia bahkan sudah lupa kapan terakhir kali posting foto di sana. Ia hanya membuat akun untuk mencari seseorang yang hilang jejak nyatanya. Dan kepada akun Lusia Milana, Arkhan Taesano, dan Sherin Taesano, ia berharap setidaknya ada sedikit pencerahan. Mungkin di antara mereka bertiga ada yang bisa membantunya sedikit, meniti jalan untuk bertemu lelaki itu lagi. Tapi ternyata nihil. 

Akun Lusia Milana, desainer busana ternama—yang usianya akan mencapai angka emas itu—lebih banyak mengisi galeri oleh foto desain busananya sendiri, atau paling tidak, foto fashion show yang diikutinya. Arkhan Taesano, si sulung yang kini menjadi model dan pemain film sejak lima tahun lalu, lebih banyak mengisi galeri Instagramnya dengan foto kegiatan syuting atau pemotretan sehari-hari. Sedangkan si bungsu Sherin Taesano yang kini menjadi penyanyi—menuruni bakat sang ayah, lebih sering foto kegiatan rekaman sampai konsernya. Foto pribadinya sendiri lebih sering selfie atau saat hangout bersama temannya.

Mereka bertiga jarang foto keluarga. Dan kalau pun ada, lelaki yang dicarinya tidak ada di sana. Ke mana dia?

Berharap dapat pencerahan dari Hengky Taesano? Hhh, simpan baik-baik harapan itu. Akun musisi papan atas itu dipegang oleh manajemennya, bukan dirinya langsung.

Arumi menyandarkan badan ke sandaran kursi. Entah berapa kali hal ini dilakukannya selama ia punya senggang waktu dan—selama itu pula—ia tidak mendapatkan hasil. Haykal Taesano—lelaki yang dicarinya itu—masih tak kunjung berubah. Lelaki itu masih anti media sosial, seperti yang ia kenal dulu. Anti disorot publik, padahal ia sendiri keturunan dari pasangan public figure. Meskipun di sisi lain, Arumi tahu; Haykal punya kepribadian hangat, baik, humoris, dan terbuka. Banyak orang yang betah berteman dengannya. 

Seratus delapan puluh derajat berbeda dengannya. Dan Arumi seperti menemukan oposisi yang menyenangkan dari dirinya.

Melempar memorinya ke enam tahun yang lalu, Haykal telah mengajarkannya banyak hal; mengisi hati, sekaligus membagi sepi. Tapi lelaki itu tak pernah berpikir bagaimana kondisinya ketika ia ditinggalkan dan harus memulai semua dari awal dengan sendirian. Bertemu Haykal seperti memperoleh ketergantungan, yang sayangnya, diganti dengan sosok lain pun tidak akan seimbang.

Ada satu cara nekat yang bisa dilakukannya untuk bertemu lelaki itu, dan ini sudah terbersit olehnya semenjak ia stalk akun keluarga public figure tersebut. Menghubungi contact person, business inquiries, atau siapa pun yang memiliki relasi dengan keluarga Haykal. Yang sayangnya lagi, ide konyol itu terlalu absurd untuk benar-benar dijalankan. Meskipun berkali-kali ia ingin sekali melakukannya.

Hujan yang mulai deras, suasana hati yang makin melankolis, diikuti oleh dering ponsel yang tiba-tiba menyadarkannya.

Pesan singkat  yang memompa degup jantungnya.

From: Sultan

Dalam beberapa hari ini aku akan ke Jakarta. Be ready, Dear! ☺