Contents
Patah Hati Terdalam (Sinopsis)
Sinopsis
Aina divonis sirosis sejak usianya 10 tahun. Sejak itu, dia selalu bolak-balik ke
rumah sakit untuk menjalani pengobatan secara berkala sambil menunggu donor hati yang
cocok untuknya. Aina pernah memiliki teman masa kecil bernama Arland. Salah satu harapan
Aina sebelum meninggal, yaitu bertemu Arland dan mengungkapkan perasaannya.
Takdir mempertemukan mereka di satu sekolah yang sama. Namun, pribadi
Arland sangat jauh berbeda dari yang Aina kenal sebelumnya. Cowok itu dikenal sebagai
playboy berhati dingin. Dan yang paling penting, Arland tidak mengenali Aina. Meski begitu
Aina tidak menyerah. Dia berusaha mendekati Arland dengan mengatakan kalau mereka
pernah berteman saat usia 10 tahun. Pertama kali mereka bertemu saat pelajaran olahraga,
ada beberapa anak kelas 6 yang berbuat iseng ke Aina. Mereka melempari Aina lumpur
sampai membuat kotor seragam Aina. Arland datang bukan untuk mengusir anak kelas 6,
tetapi dia ikut mengotori bajunya agar Aina tidak bersedih.
Mendengar pengakuan Aina, membuat Arland bersikap semakin dingin dan
menganggap Aina aneh. Bagi Arland, Aina sama seperti para gadis yang menghalalkan
berbagai cara demi mendapatkan perhatiannya. Aina selalu dimarahi oleh sahabatnya, Riani.
Riani mengatakan kalau Aina terlalu naif dengan mengharapkan Arland yang dulu kembali
padanya. Aina mulai pesimis kalau Arland memang sudah tidak mengenalinya lagi. Malah
pernah Aina mencoba membawakan bekal cumi tepung saus keju untuk Arland. Namun,
Arland sangat marah dan membuangnya begitu saja. Tanpa Aina tahu, Arland membenci
makanan itu sejak 10 tahun lalu.
Aina mulai berhenti mendekati Arland. Tanpa disangka, mereka malah disatukan
dalam kompetisi matematika antar sekolah. Mereka harus melakukan bimbingan belajar
bersama. Dan hal tersebut membuat keduanya saling terlibat satu sama lain. Lambat laut
Arland juga menyadari ketulusan Aina dengan sikap-sikapnya yang belum pernah dia lihat di
gadis lain. Pernah sekali Aina pingsan di depan Arland. Sejak itu pula Arland mulai merasa
empati pada Aina yang juga terlahir dari keluarga sederhana.
Seiringnya berjalan waktu, Arland berubah. Dia tidak lagi bergonta-ganti pacar
atau menyakiti seorang gadis. Arland lebih sering menghabiskan waktu bersama Aina dengan
berbagai kesederhanaan yang belum pernah dilakukannya. Malah Arland menceritakan alasan
dia membenci semua gadis yang ditemuinya. Waktu usia 10 tahun, mamanya berselingkuh
dan meninggalkan rumah. Selain itu, waktu pulang sekolah, Arland pernah ditinggal oleh
teman perempuannya sampai insiden penculikan yang didalangi mamanya sendiri membuat
kepalanya terbentur. Mengakibatkan Arland mengalami amnesia separuh. Arland tidak
mengingat wajah dari temannya. Mendengar semua itu, Aina terkejut karena merasa bersalah
sudah menjadi salah satu penyebab Arland membenci perempuan. Aina bertekad untuk
menunda pengakuannya. Dia hanya ingin sedikit lebih lama menghabiskan waktu bersama
Arland sebelum ajal menjemput.
Suatu hari Arland mengantar Aina pulang. Tanpa sengaja Arland melihat sebuah
botol air minum warna biru dan kotak surat dari kardus di kamar Aina. Sebuah ingatan
melintas di kepalanya. Botol air itu milik Arland yang pernah jatuh saat insiden penculikan.
Semengtara kotak surat itu dibuat oleh Arland untuk Aina. Kepala Arland menjadi begitu
sakit. Potongan-potongan puzzle pun memenuhi kepala Arland sampai akhirnya Aina
mengaku kalau dia adalah teman perempuan Arland dari 10 tahun lalu. Arland marah dan
kecewa. Lagi-lagi dia menganggap kalau semua perempuan sama saja buruknya. Sejak hari
itu, Arland menghindar dari Aina sampai dia meminta pindah di kelas yanag berbeda. Tidak
peduli sudah berapa kali Aina menemuinya untuk meminta maaf, Arland tidak pernah peduli.
Aina ingin menjelaskan kenapa siang itu dia meninggalkannya, Arland tidak pernah mau
mendengarkannya.
Beberapa hari setelahnya, Arland datang ke sekolah untuk mengurus
kepindahannya karena ayahnya yang akan menjalani pengobatan tumor di Jepang. Di hari
yang sama Riani berada di kantor untuk ijin lantaran kabar datang dari Aina kalau dia kritis.
Arland mendengar hal tersebut dan meminta penjelasan pada Riani. Di situlah Arland tahu
tentang penyakit sirosir Aina. Arland berlari ke rumah sakit dengan penyesalan. Dia bahkan
menyuruh ayahnya berangkat lebih dulu dan berjanji aka segera menyusul.
Saat Aina sadar, dia menjelaskan semuanya ke Arland. Siang itu Aina sudah
dijemput oleh ibunya untuk menjalani pengobatan rutin. Aina ingin berpamitan, tapi
angkutan umum yang ditumpanginya sudah datang. Aina pun juga kembali ke sekolah, tapi
hanya menemukan botol biru milik Arland yang terjatuh. Esoknya, sudaha ada kaabr kalau
Arland pindah keluar kota. Penjelasan itu membuat Arland mengerti dan mau memaafkan
Aina. Mereka berbaikan dan memulai menjalin hubungan yang lebih baik tanpa rahasia.
Setiap hari Arland mengunjungi Aina di rumah sakit dan menghabiskan waktu dengan
berbagai kegiatan sederhana.
Seminggu berlalu, Arland harus segera menyusul ayahnya ke Jepang. Arland
dilema karena kondisi Aina masih belum berubah. Namun, Aina bersikeras menyuruh Arland
menyusul ayahnya. Aina berjanji akan menunggu Arland sampai dia kembali. Sebelum pergi,
Arland meminta Aina menulis semua keinginannya dan memasukan ke kotak surat. Sepulang
dari Jepang, Arland berjanji akan mengabulkans semua keinginaan Aina. Akhirnya Arland
berangkat ke Jepang.
3 bulan berlalu, Arland kembali dengan perasaan yang tidak sabar bertemu Aina.
Selama di Jepang, mereka tidak pernah putus komunikasi. Namun, saat sampai di sebuah
tempat yang sudah dijanjikan, Arland tidak bertemu Aina. Malah Riani yang datang dengan
menyampaikan kalau 3 hari setelah keberangkatan Arland ke Jepang, Aina meninggal dunia.
Selama 3 bulan ini, Rianilah yang berpura-pura menjadi Aina. Hati Arland patah tak tersisa.
Hanya kotak surat berisi keinginan Aina yang tersisa untuknya.
Satu bulan penuh Arland berduka dan menjadi pribadi yang murung serta
introvert. Sampai akhirnya dia membuka kotak surat dan membaca semua keinginan Aina.
Dari situ, Arland pun memutuskan mengabulkans semua keinginan Aina. Sesuai janjinya.