Try new experience
with our app

INSTALL

The Client 

Rendezvous !

Sore itu, di sebuah cafe kopi di Jakarta Utara bernama Rendezvous terlihat Alex dengan kemeja biru tuanya berjalan masuk kemudian seorang pelayan café menanyakan kepadanya berapa orang yang akan datang, lalu Alex menjawab dua. Si pelayan langsung mengantarnya ke meja yang di mana hanya ada dua bangku berhadapan. Tanpa tunggu lama, Alex langsung menyebutkan pesanannya, yaitu Hot Latte. Si pelayan pun pergi dari sana untuk menyiapkan pesanannya. 
Tak lama dari si pelayan pergi, kemudian datang seorang pria seumuran Alex memakai kemeja berwarna terang. Dia celingukan melihat sekitar, hingga Alex melihat ke arahnya dan melambaikan tangan. Pria itu mengangguk tersenyum dan berjalan kearah Alex. Saat mereka sudah dekat, Alex berdiri dan menjabat tangan pria itu. 
“Maaf yah lama, gila jalanan macet banget.” 
“Iya gak apa-apa Gas, saya juga belum lama kok. Oh iya mau pesan apa?” 
“Iced Americano lah, biar seger”. Bagas tersenyum semangat. 
Alex lalu memanggil pelayan yang tadi melayaninya. Lalu memesan satu iced Americano untuk temannya, sambil menunjuk kearah depannya. Namun pelayan tersebut agak terheran ketika Alex menunjuk kearah depannya, dia terdiam sejenak. 
“Mbak, jangan ngelamun dong. Iced Americano doang kok, gampang kan?”. Bagas agak menegur dengan gayanya yang agak slengean. Lalu pelayan itu pun akhirnya mengangguk sambil minta maaf dan segera pergi dari sana. Bagas kemudian mengambil sebungkus rokok dari saku celananya lalu menyalakan serta mengisapnya. 
“Gimana Lex? Kalian udah siap sama prank buat temen gue?” Bagas langung ngomong ke topic utama. 
“Tapi gas, kamu yakin di hutan lokasi buat ngerjainnya?” Alex kelihatan bingung.
“Iya dong, lebih seru! Kita bisa eksplor kejar-kejarannya, lo bisa bikin macem-macem juga kan disana”. Bagas nampak seru menjelaskan kepada Alex. Sementara Alex masih terlihat bingung melihat Bagas, sambil sesekali memainkan jam tangannya. Hingga Bagas merasa ngga nyaman dan menegur Alex.
“Kok lo bingung sih? Ini harusnya jadi episode perdananya To Be Prank setelah vakum selama tiga bulan karena isi prank programnya kaya sampah semua! Bikin dong yang beda, biar penonton ngelirik program kalian lagi!” nada Bagas mulai meninggi dan kesal. 
“Tapi...ini harus saya diskusikan sama teman-teman saya dulu Gas”. Alex makin terlihat insecure dan ini membuat Bagas jadi tidak nyaman lalu tatapannya berubah jadi tajam. Bagas kemudian mengambil rokok yang tadi diisapnya dan menusukannya ke tangan Alex. “Aaaahh!!!” Alex terkejut dan reflex berteriak. Saat itu juga, pelayan yang tadi datang membawa pesanannya Bagas.  Alex masih terlihat mengaduh sambil mengusap tangannya. Si pelayan menaruh Iced Americano di tengah meja tersebut sambil melirik Alex yang kesakitan mengusap tangannya. Bagas melirik si pelayan dengan tajam memberikan kode supaya dia pergi dari sana. Pelayan pun bergidik ketakutan lalu pergi meninggalkan. 
“Ya udah, kalau gitu saya usahakan yah Gas.” 
“Bagus. Gitu dong. Kesempatan ngga boleh disia-siain. Gue punya konsep ngerjainnya, nanti gue email dan kabarin gue kalo lo mau survey yah.” 
Bagas kemudian dengan cueknya pergi dari sana sambil menepuk bahunya Alex. Alex agak terkejut sambil mencoba mengangguk tersenyum.