Try new experience
with our app

INSTALL

 Klaklik Studio

  Follow

Skenario Film 3 Dara 2

Romance/Drama/Comedy 3 years ago

Sinopsis by : NATAYA BAGYA

Tiga tahun setelah Jay, Affandi dan Richard mengalami krisis identitas, kehidupan ketiganya makin gancang. Kantor Affandi maju, Jay juga sukses dapat klien-klien besar, dan Richard sudah dipercaya dan dipersiapkan Papanya untuk memimpin bisnis keluarga.

Jay dan Grace punya anak, pindah ke apartemen yang lebih besar walaupun Grace kurang setuju dan meminta Jay untuk menunda sampai anak mereka lebih besar. Affandi mulai menyerahkan kepercayaan pada anak buahnya, sehingga ia punya banyak waktu untuk main golf, lobbying, dan melakukan bisnis sampingan bersama Jay walaupun Aniek kurang setuju dan mengingatkan Affandi untuk berhati-hati memilih investasi. Sementara Richard yang sudah selesai persiapan, lulus dan berhasil mendapatkan project besar untuk perusahaan papanya sehingga ia diberi bonus. Tidak mau kalah dari teman-temannya, Richard pun segera merencanakan macam-macam termasuk merenovasi rumah besar-besaran, walaupun Kasih membujuknya untuk menabungkan uang bonus daripada merenovasi rumah besar-besaran. Ketiganya berpikir, "istri tahu apa, sih?"

Jay pun mengajak Affandi dan Richard untuk mencoba berkongsi start up bisnis baru dan mempertemukan mereka dengan investor. Keduanya setuju karena optimis, inilah cara untuk keluar dari bayang-bayang kejayaan orang lain. Perusahaan yang dipimpin Affandi ternyata pemberian ayah Aniek sebelum beliau meninggal dan Richard pun merasa walaupun sudah dipercaya Papanya tapi ia pun terpanggil untuk memiliki sesuatu sendiri. Sekali lagi para istri menghimbau agar Jay, Affandi dan Richard berhati-hati dan betul-betul menghitung untung dan ruginya. Tentu saja tiga sekawan berpikir, «Halah. Istri tahu apa coba?»

Ketiganya menyetujui namun tanpa sepengetahuan istri masing-masing Affandi, Jay dan Richard tetap melanjutkan rencana mereka. Richard menyerahkan semua sisa uang bonusnya untuk diputarkan di saham agar ia punya tabungan dan keuntungannya bisa digunakan untuk membiayai start up yang mereka rencanakan. Affandi yang menyanggupi untuk menjadi pemegang saham menjaminkan rumah dan perusahaannya untuk modal, Jay menyerahkan 80% dari tabungannya untuk tambahan modal plus pinjam bank. Walaupun istri-istri mereka curiga ketiganya tetap berpikir, «Istri tahu apa, sih? Kalau tahu juga terus bisa bantu apa?"

Tanpa diduga semua rencana berantakan. Saham jeblok, investor lari, start up bodong. Affandi, Jay dan Richard pun kelabakan. Satu per satu mereka mengalami kesialan akibat perhitungan bisnis mereka yang salah. Affandi mulai didatangai penyidik karena investor mereka ternyata melakukan pencucian uang sehingga kantor Affandi yang dijaminkan menjadi bahan penyidikan dan harus disegel. Rumah pun kemudian tidak bisa ditempati karena turut disegel. Jay harus keluar dari apartemennya karena gagal membayar sesuai jadwal pembayaran. Dan Richard yang kehabisan uang karena saham dan renovasi pun terpaksa harus keluar dari rumahnya. Jay, Affandi dan Richard tiba-tiba kehilangan tempat tinggal.

Jay tidak mengaku ke Grace karena malu, Affandi takut bilang ke Aniek karena malu pada Aniek dan keluarganya. Richard takut bilang ke Kasih dan papanya karena takut diamuk dan ditinggal Kasih. Tapi tentu saja para istri ternyata tahu. Para istri kaget namun tidak bisa berbuat apa-apa walaupun sangat ingin mengatakan «aku bilang juga apa!» Mereka menawarkan bantuan, ditolak. Bahkan Affandi memutuskan untuk mencari Bapak Kos untuk konsultasi menghadapi masalah dengan pendekatan maskulin. Tapi keadaan malah memburuk sehingga mereka menerima, pasrah dengan tawaran solusi dari para istri.

Masing-masing istri pun berusaha sabar dan menawarkan solusi pada suami mereka. Grace mengusulkan agar mereka pulang ke rumah orang tuanya di luar Jakarta, Kasih memaksa Richard agar memohon kepada Papanya untuk diizinkan tinggal di rumah Papa Richard yang lain. Sedangkan Aniek menawarkan agar mereka tinggal di rumah Ibunya Aniek saja. Ibu Aniek, atau Eyang Putri adalah wanita kaya raya yang tinggal sendirian di rumah besar. Tentu saja Affandi menolak walaupun Jay dan Richard mengiyakan. Kasih agak ragu karena Eyang Putri karakternya ajaib dan sangat OCD seihingga berlama-lama dengannya membuat Kasih tidak nyaman. Affandi menolak karena merasa Eyang Putri tidak menyukainya. Jay dan Grace setuju saja karena Grace tidak pernah punya nenek karena meninggal saat dirinya masih kecil dan Jay sudah tidak bisa berpikir alternatif yang lebih baik lagi. Richard antara setuju dan tidak tapi penasaran dan merasa mereka tidak punya pilihan lain.

Kebetulan menurut Aniek, Eyang Putri sedang akan ada perjalanan liburan untuk waktu lama bersama teman-temannya sehingga rumah akan kosong sampai Eyang Putri kembali. Mengetahui hal ini, Affandi dan Kasih akhirnya setuju. Namun Aniek lupa menjelaskan bahwa Eyang Putri memiliki aspri, Ibu Tami yang setiap hari datang ke rumah untuk memastikan bahwa semua urusan Eyang Putri dan rumah terjaga dan tetap apik. Ibu Tami adalah wanita yang nyaris seumur Eyang Putri namun masih kuat, tegas, beringatan baik dan juga tukang intip, tukang kepo dan tukang nguping karena kebiasaannya melapor ini itu ke Eyang Putri. Seperti Eyang Putri, Ibu Tami pun kurang menyukai Affandi sehingga waktu Aniek memberitakan mereka sedang terlibat masalah dan butuh menumpang, Ibu Tami berjanji ia akan menjadi mata, telinga, mulut dan hidung Eyang Putri, mengawasi gerak-gerik mereka semua.

Jay, Grace dan bayinya, Kasih dan Richard, Affandi dan Aniek pun tiba di rumah Eyang Putri seperti yang direncanakan tanpa menduga bahwa dari sinilah masalah lain akan muncul. Tanpa semua menyangka, Eyang Putri pulang lebih cepat karena salah satu negara tujuannya sedang terkena travel warning. Di pagi setelah Affandi, Jay dan Richard masuk ke rumah Eyang Putri, Eyang Putri pulang. Lelah dan kesal, Eyang Putri pulang lupa bahwa di rumahnya kini ada banyak orang, banyak lelaki dan ada bayi kecil pula. Eyang Putri pun masuk ke dalam rumahnya bertepatan dengan Richard yang turun ke dapur, dan Jay yang tersasar mencari kamar mandi dan Affandi yang baru bangun tidur. Eyang Putri kaget, karena tiba-tiba ada tiga lelaki di rumahnya. Affandi, Jay dan Richard kaget karena tidak mengira Eyang Putri akan kembali begitu cepat.

Dengan kembalinya Eyang Putri maka berbagai konflik baru muncul. Salah paham dan ketidakcocokan membuat Affandi, Jay dan Richard resah dan tidak nyaman. Apalagi kegagalan Affandi sering dibahas karena melenyapkan perusahaan yang dibangun dari nol oleh Eyang Kakung. Affandi dianggap tidak punya teman seumur sehingga berteman dengan bad influence seperti Jay dan anak manja seperti Richard. Eyang Putri juga mendorong Aniek bekerja agar bisa mengisi kekosongan keuangan karena ia akan mulai membuat Affandi, Jay dan Richard membayar sewa jika masalah mereka tidak segera diselesaikan. Eyang Putri

yang tidak biasa dengan banyak orang di rumahnya mulai melakukan berbagai cara untuk membuat mereka tidak betah. Misalnya memastikan aturan-aturan ketat di rumahnya dipatuhi. Tidak boleh mengotori meja, harus makan tepat jam 7 baik sarapan maupun makan malam, Semua barang harus segera kembali ke tempatnya, tidak boleh membaca di kamar mandi, tidak boleh pakai kaos dan celana pendek, semua pintu harus selalu ditutup, mencuci sendiri piring setelah selesai makan, membuka jendela kamar setelah bangun tidur, tidak menyalakan TV keras-keras. dilarang pakai earphone di dalam rumah, harus makan malam dan sarapan bersama setiap hari dan tidak boleh mendahului pergi dari meja makan sebelum selesai makan.

Affandi jadi melakukan hal-hal yang tidak pernah ia lakukan sebelumnya yaitu membantu Aniek mengurus rumah tangga, berhemat dan memasak. Jay jadi sibuk bantu Grace mengurus anak mereka dan mengurus cucian. Richard menjadi 'grandma sitter' yang nyaris nurut mengerjakan permintaan Eyang Putri. Sementara Affandi dan Jay stres, Richard justru tertantang untuk menaklukkan hati Eyang Putri agar Kasih bangga, sekaligus ingin membuktikan pada Affandi bahwa dirinya adalah menantu yang pantas untuk Kasih. Jay memutuskan sudah waktunya ia menyewa Pengacara untuk membantu membereskan kasus mereka. Jay mengajak Affandi yang pesimis pengacara bisa membantu tapi akhirnya setuju dengan usul Jay. Ia dan Jay sudah lelah dibanding-bandingkan, dianggap remeh oleh Eyang Putri. Mereka ingin bangkit untuk membuktikan bahwa mereka masihlah suami-suami yang hebat.

Lambat laun, Eyang Putri yang keras, tidak menyukai Affandi dan Jay luluh melihat Grace dan Aniek yang begitu mencintai suaminya, bertahan di masa susah walaupun dianggap "istri tahu apa sih?" Kesetiaan Aniek mengingatkannya pada dirinya sendiri. Kemudian Eyang Putri juga senang dengan kehadiran bayi kecil dan cucunya Kasih yang kini sudah dewasa dan suaminya yang manja tapi baik ke Eyang Putri. Diam-diam Eyang Putri meminta Ibu Tami memata-matai gerak-gerik mereka dan menggagalkan rencana-rencana Jay dan Affandi untuk keluar dari rumah itu.

Sementara para istri merasa tidak bisa tinggal diam dan mulai melakukan usaha kecil-kecilan. Aniek dan Grace membantu Kasih untuk menjalankan privat kelas yoga. Aniek membantu administrasi dan keuangan dan Grace membantu memasarkan. Richard pun kesal karena ternyata makin lama makin banyak murid Kasih yang adalah cowok-cowok metroseksual hipsters yang terlalu sering posting di akun media sosial mereka berdekat-dekatan dengan Kasih. Richard yang semula pro Eyang Uti pun memutuskan untuk bergabung dengan Jay dan Affandi mencari pengacara.

Akhirnya justru Kasih yang menemukan Pengacara yang tepat untuk membantu suaminya. Richard tidak setuju karena cemburu, tapi Jay dan Affandi setuju. Di luar dugaan, Eyang Putri juga tidak setuju dan mengusulkan Pengacaranya saja untuk membantu mereka. Affandi tidak mau menerima ini karena gengsi, Jay bingung antara biar cepat selesai karena ia sudah tidak betah dan harus mendukung Affandi. Dan Richard apa sajalah yang penting ia dan Kasih bisa pulang. Lagi-lagi Eyang Putri jadi luluh melihat bahwa Affandi punya sahabat- sahabat yang setia padanya. Eyang Putri merefleksikan kepada dirinya yang hanya bersahabat Ibu Tami.

Akhirnya semua setuju mereka menggunakan pengacara dari Eyang Putri. Di luar dugaan, Aniek, Grace dan Kasih sangat melek hukum. Mereka bahkan menyisihkan uang tabungan

mereka untuk membayar Pengacara. Affandi, Jay dan Richard heran dari mana mereka dapat uang tabungan dan dari mana mereka belajar hukum.

Affandi, Jay dan Richard pun menyerahkan semuanya pada para istri. Mereka akhirnya sadar bahwa istri justru tahu segalanya bahkan kadang lebih tahu. Istri-istri mereka perempuan hebat yang bisa menyelamatkan hidup mereka. Dengan bantuan Pengacara, Aniek, Kasih, Grace dan Ibu Tami serta Eyang Putri. Satu per satu kesulitan yang membelit Affandi, Jay dan Richard mengurai. Affandi dan Aniek bisa kembali ke rumah mereka walaupun proses pengurusan pailit perushaaan masih belum selesai. Grace dan Jay kembali ke apartemen mereka setelah Grace mengumpulkan uang tabungannya. Sementara Richard dan Kasih masih tinggal di rumah Eyang Putri karena proses renovasi rumah mereka masih berlangsung.

Affandi, Jay dan Richard pun mengakui kesalahan mereka menganggap "istri tahu apa". Eyang Putri juga akhirnya mengakui bahwa ia kesepian dan menyukai keramaian dan kekacauan yang ada di rumahnya akibat berkumpulnya tiga keluarga. Eyang Putri pun menyadari bahwa keluarga tetap lebih penting dari pada ego.






Chapter