Try new experience
with our app

INSTALL

 Klaklik Studio

  Follow

Skenario Film Preman Pensiun

Romance/Comedy 3 years ago

Sebuah Karya Aris Nugraha

Setelah pensiun, Muslihat (Epy Kusnandar) memulai bisnis barunya, bisnis kicimpring. Setelah tiga tahun berjalan, setelah sempat melewati masa yang bagus, Muslihat mulai mengalami masa sulit, penjualan produksi kicimpringnya terus menurun. Menurut pendapat Ujang, anak buahnya dulu ketika masih jadi preman dan kini masih ikut Muslihat dengan tugas apa saja sesuai perintah Muslihat, termasuk mengurus penjualan kicimpring, “Bisnis kicimpring ini bisa tutup.”. Tapi, Muslihat punya pertimbangan lain, “Bisnis kicimpring ini harus dipertahankan sebisanya karena banyak orang yang nafkah keluarganya di dapat dari sini.”.

Itu masalah pertama. Masalah kedua, Muslihat begitu khawatir ketika Safira, anak perempuannya, anak satu-satunya, mulai didatangi laki-laki. Muslihat sadar, anaknya sudah tumbuh remaja dan sedang jatuh cinta. Muslihat menyuruh Ujang untuk menugaskan Murad dan Pipit agar melakukan pengawasan, kemudian menyampaikan pesan pada laki-laki yang sedang dekat dengan anaknya, “Jangan sampai dia terluka, apa lagi yang terluka itu hatinya. Dia anak Muslihat.”. Pesan tersampaikan, tapi kemudian muncul masalah baru karena kesalahpahaman. Si laki- laki merasa terancam, takut, kemudian memutuskan untuk meninggalkan Safira. Muslihat marah karena tindakan laki-laki untuk justru membuat hati anaknya terluka.

Masalah ketiga kemudian muncul ketika Kinanti, anak Kang Bahar menelepon Muslihat setelah Imas, bekas pembantu keluarga Kang Bahar, merasa suaminya ada perempuan lain. Suami Imas adalah Dikdik, mantan anak buah Muslihat. Ujang yang ditugaskan melakukan penyelidikan malah membawa berita lain, yaitu kasus pembantaian adik ipar Gobang yang setelah beberapa hari dirawat di rumah sakit, akhirnya tewas.

Gobang kembali ke Bandung, mengundang teman-temannya, para mantan preman untuk bertemu kembali. Mereka yang diundang adalah Ujang, Murad, Pipit, Cecep, Bohim, Mang Uu, Dikdik dan Joni. Dikdik kemudian tidak jadi datang karena masalah dengan istrinya. Dalam pertemuan yang disebut “reuni kecil-kecilan” itu, Gobang meminta bantuan teman-temannya untuk melakukan penyelidikan, siapa pelaku pembantaian terhadap adik iparnya hingga tewas. Pelaku pembantaian kemudian diketahui adalah Darman dan kawan-kawan yang hanya sebagai orang suruhan. Dalang di balik kejadian itu ternyata teman mereka sendiri, sesama bekas anak buah Muslihat yang sebenarnya juga sudah pensiun. Muslihat mencoba mencegah terjadinya perang saudara, tapi Gobang sudah terlanjur datang dengan membawa dendam, “darah dibayar darah, nyawa dibayar nyawa.”.






Chapter